Kamis, 27 Oktober 2016

Suporter Persegres Gresik

Awal mula Sejarah itu
Petrokimia Putra Gresik berdiri pada Jumat 20 Mei 1988. Pendirinya pihak manajemen PT Petrokimia Gresik. Sejak berdiri hingga sekarang, klub yang didanai pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik tersebut telah lebih dari 15 tahun berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia. Banyak klub besar di Indonesia yang pernah satu kelas dengan Petro Putra kini tinggal nama alias almarhum. Misalnya, Bandung Raya Bandung, Niac Mitra Surabaya, Warna Agung Jakarta, Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng, dan lain-lain.

Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dicatat dalam perjalanan Petro Putra di dunia persepakbolaan nasional. Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era Galatama 1988-1989. Ketika itu, kompetisi sepakbola secara nasional ada dua kutub besar. Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semiprofesional dan perserikatan yang diikuti klub yang didanai dan dikelola pemda.

Ketika kali pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres. Bahkan, sebagian pemain Petro Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres. Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres daripada ke Petro Putra.

Beberapa pemain angkatan pertama Petro Putra yang alumni Persegres, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis, Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka di bawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper Niac Mitra Surabaya.

Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994/1995, Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar "juara tanpa mahkota". Sebab, di partai final Liga Indonesia di Stadion Bung Karno Jakarta, Petro yang saat itu di bawah besutan pelatih Andi Muhammad Teguh dengan asisten pelatih Ferril Raymond Hattu dan Bambang Purwanto kalah dari Persib Bandung dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan tersebut, Petro memasukkan gol lebih dulu melalui kaki Jacksen F Tiago. Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.

Kiprah Petro Putra saat itu memang luar biasa. Petro ketika itu mendatangkan tiga pemain asing, yakni Derryl Sinnerine asal Trinidad and Tobaggo. Posisinya sebagai kiper. Lalu Carlos de Mello di posisi playmaker dan Jacksen F Tiago sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, tim Petro melahirkan banyak bintang baru, seperti Widodo C Putra, Eri Irianto, dan Suwandi HS. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.

Melalui perjalanan panjang, Petro berhasil menjadi jawara Liga Indonesia 2002. Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub klub kota besar di deretan utama persepakbolaan nasional. Biasanya jawara liga direbut tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan prestasi sepakbola yang melegenda. Misalnya, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, PSIS Semarang, Persija Jakarta, maupun PSM Makassar.

Berbeda dengan Liga Indonesia 1994/1995 yang menghasilkan kekecewaan mendalam bagi Petro, pada Liga Indonesia 2002 Petro dinaungi oleh dewi fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur, Squad yang ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari
Arema pada pertandingan pembuka, Petro ditaklukkan oleh Persipura 0-1. Dalam laga penentuan Petro kembali takluk dari Persita 0-1, sehingga mereka tinggal berharap Persipura dapat dikalahkan oleh Arema dengan skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol Khusnul Yuli ke gawang Persipura membawa Petro ke semifinal.

Pada babak Semifinal, Jawara Wilayah Barat dan Juara Grup K, Semen Padang sudah menunggu. Grafik Semen Padang yang tak terkalahkan di babak delapan besar berhasil dihentikan Petro melalui adu keberuntungan tendangan penalti, tiga pemain Semen Padang gagal menyarangkan bola. Di Final, tim yang juga tak terkalahkan sejak babak delapan besar, Persita Tangerang menghadang. Lagi-lagi keberuntungan berpihak pada Petro. Gol Ilham Jayakesuma di menit pertama berhasil dibalas lima belas menit sebelum babak kedua usai. Puncaknya, pada menit ketigaperpanjangan waktu Yao Eloi berhasil memastikan gelar juara jatuh kepada Petro.

Sayangnya gelar juara Liga Indonesia 2002 tersebut menjadi titik balik dari perjalanan panjang Petrokimia Putra. Setahun kemudian, Petrokimia harus mengakhiri kompetisi dengan lesu setelah terdegradasi ke Divisi I. Petro mengikuti jejak PSIS yang juara untuk kemudian terdegradasi pada musim selanjutnya. Bedanya usaha Petro untuk bangkit menemui kegagalan.

Pada awalnya penampilan Petro sempat meyakinkan dengan menjadi juara setengah putaran kompetisi. Tapi Petro kemudian terpelanting ke peringkat lima dan gagal lolos ke babak 6 besar. Di akhir musim, ada angin segar dari perubahan jumlah peserta Liga yang membuat Petro mendapat promosi gratis. Sayangnya hal tersebut semu belaka, Petro menghuni dasar klasemen dan kembali terdegradasi ke Divisi I. Belakangan, isu pembubaran dan penggabungan Petro dengan Persegres justru lebih mengemuka dibanding upaya untuk kembali mengangkat Petro kembali ke Divisi Utama
 

Berubah menjadi Gresik United



Pada November 2005 lalu persepak bolaan gresik nyaris hilang dengan adanya ultimatum dari pihak Petro sebagai pengelola PS.Petrokimia Putra di karenakan alasan dana, dengan segala cara Ultras mengambil cara dan jalan agar sepak bola di kota Gresik tidak sampai hilang begitu saja. Demo penyampaian aspirasi ke Kantor DPR dan juga ke Kantor Utama Graha PetroKimia. Dengan membuahkan hasil adanya Komitmen dari Pihak Pemkab Gresik dan juga PT. Petrokimia yang di jembatani melalui Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gresik, maka lahirlah Gresik United sebagai ganti hilang nya Petro Putra dan Persegres yang pernah mengharumkan nama Kota Gresik sebagai jawara Ligina.

 

 

Lahirlah Persegres Gresik

Namun demikian, dalam perkembangannya, Petrokimia Putra dan Persegres Gresik meleburkan diri menjadi Gresik United. Tetapi pada tahun 2011 Persegres Gresik berdiri sendiri alias sudah tidak melebur dengan Petrokimia Putra.

 

 

 

 


Suporter Persela Lamongan




Didirikan: 18 Maret 1968
Suporter: LA Mania
Stadion: Surajaya, Lamongan
Sejarah Singkat

Persatuan Sepakbola Lamongan atau lebih dikenal dengan sebutan Persela Lamongan adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Lamongan, Jawa Timur. Tim berjuluk Laskar Joko Tingkir saat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2008/09, kompetisi sepakbola paling bergengsi di tanah air. 



Kiprah Di SuperligaMeski telah berdiri sejak 18 April 1967, Persela baru mulai menunjukkan eksistensinya setelah kompetisi sepakbola nasional memasuki era profesional. Itu pun setelah berjalan sembilan tahun, atau tepatnya pada musim 2003 silam.

Sebelumnya, tim ini hanya berkutat di level bawah, yakni divisi II dan divisi I. Namun semuanya berubah begitu sukses promosi ke divisi utama lewat partai playoff di Stadion Manahan, Solo, pada penghujung 2003. Sejak saat itu, Pesela terus unjuk kemampuan hingga akhirnya menembus Superliga, kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional yang baru pertama kali 


Sebagai pendatang baru di jajaran elit sepakbola nasional tidak membuat Persela minder. Tim ini bahkan mampu terus unjuk kebolehan dan mensejajarkan diri dengan tim papan atas lainnya. Itu ditandai dengan prestasi yang mereka torehkan di putaran pertama Superliga 2008/09.

Dari 17 pertandingan yang dilakoni, Persela sukses membukukan 30 poin dan menempati papan atas di peringkat keenam klasemen sementara. Hasil dari sembilan kali menang, tiga kali seri, dan lima kali kalah.

Satu prestasi yang terbilang lumayan, karena mampu mengalahkan perolehan poin dari tim bertabur bintang seperti Persik KediriArema Malang, bahkan tim yang memiliki sejarah cukup kuat di pentas sepakbola nasional, PSM Makassar.

Peluang Juara


Melihat hasil yang dicapai di putaran pertama, tak salah memang jika Persela masuk salah satu tim yang diunggulkan untuk juara. Sebab tim ini hanya terpaut sembilan poin dari Persipura Jayapura yang sukses menempati posisi pertama klasemen sementara. Hanya saja peluang untuk merebut mahkota juara itu cukup berat.

Maklum saja karena Persela harus bersaing dengan sejumlah klub yang dihuni sederet pemain bintang. Sebut saja Persipura JayapuraPersija Jakarta, Sriwijaya Football Club (SFC), dan lainnya. Terlebih jika manajemen tidak melakukan penambahan amunisi di putaran kedua. Terutama di sektor depannya.

Hal itu karena di putaran pertama lalu, Persela hanya mampu menggelontorkan 23 gol dari 17 pertandingan. Masih sangat minim jika dibandingkan dengan torehan gol yang dibukukan beberapa tim papan atas lainnya, yang mampu mencetak di atas 35 gol.

Selain itu, sektor pertahanan juga perlu mendapat perhatian, meski pada putaran pertama mereka mampu tampil luar biasa dan hanya kebobolan 16 gol. Maklum saja karena tim lawan dipastikan melakukan pembenahan, sehingga amunisi lini belakang Persela pun harus ditambah agar bisa lebih kokoh.

Prestasi
Liga Indonesia

1994/95: Divisi II
1995/96: Divisi II
1996/97: Divisi II
1997/98: Kompetisi Terhenti
1998/99: Divisi II
1999/00: Divisi II
2001: Divisi II (Promosi ke Divisi I)
2002: Peringkat ke-3 Grup 2 Divisi I
2003: Promosi ke Divisi Utama
2004: Peringkat ke-12
2005: Peringkat ke-8 Wilayah Timur
2006: Peringkat ke-6 Wilayah Timur
2007: Peringkat ke-6 Wilayah Barat (Promosi Superliga)

Suporter Persebaya

SEJARAH AWAL MULA PEMBUATAN LOGO ''BONEK'' SUPORTER PERSEBAYA


Adalah Mister Muchtar, sosok yang kami temui. Beliau merupakan pembuat pertama grafis dari logo Ndas Mangap yang sampai saat ini masih dipakai sebagai identitas suporter Persebaya yang dikenal dengan sebutan Bonek. Memang, grafis saat pertama muncul dengan grafis yang sekarang kita jumpai sudah mengalami banyak proses perbaikan. Tetapi tanpa
sebuah awalan, tidak mungkin terjadi sebuah proses yang berkelanjutan.
“Di mulai saat divisi utama perserikatan 1987, dimana di final Persebaya menyerah kalah (1-0) dari PSIS Semarang . Kelompok suporter sudah banyak  yang berangkat tandang mendukung Persebaya.” “Tahun 1988 Persebaya masuk semifinal perserikatan bersama PSMS, Persija dan Persib. Begitu masuk semifinal banyak suporter yang ke Kembang Jepun (Kantor Jawa Pos), saat itu media dan suporter begitu dekat.” “Oleh karena itu, Jawa Pos merasa memperhatikan semangat suporter sehingga Jawa Pos memberangkatkan suporter.” “Jawa Pos memberangkatkan 100 bus dengan biaya murah.
Kesempatan PP dengan bis AC plus makan. Biaya murah tersebut dikarenakan adanya subsidi 60% dari Jawa Pos sisanya 40% suporter sendiri.”
“1 Bus berisi 56 Orang, mendapatkan kaos gratis. Kaos ini dibuat untuk memudahkan panitia dalam memantau peserta  dan dijadikan identitas diri dengan warna kebesaran hijau.”
“Istilah Tret..tet..tet yang digunakan juga dibuat oleh pak Dahlan (Iskan), diambil dari semacam bunyi terompet.”
“Saat di buka pendaftaran, seluruh karyawan Jawa Pos dikerahkan karena peminat membludak.” “Di semifinal melawan medan (PSMS), Persebaya menang. Perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Surabaya senang.”
“Begitu Persebaya masuk final,jumlah suporter semakin meningkat menjadi 300 bus. Bahkan beberapa kelompok
suporter ada yang berangkat naik kereta, mereka sudah minta ijin Jawa Pos. Kami sebut mereka kelompok kereta api, karena semua rombongan Jawa Pos menggunakan bus.”
“Yang ikut rombongan Jawa Pos di Jakarta sangat tertib. Main (Final) pukul 18.30 WIB, pukul 13.00 WIB siang rombongan sudah masuk Jakarta dikawal patwal. Petugas Jawa Pos di Jakarta menyambut rombongan.
Suporter ini benar-benar nurut dengan Jawa Pos. ini yang membuat artis-artis respek dengan para suporter, sampai-
sampai mereka foto bareng.” Partai final yang dimenangkan Persebaya dengan skor 3-2 itu, dinodai dengan insiden kecil saat perjalanan pulang kembali ke Surabaya. Beberapa suporter yang tidak terkoordinasi dengan baik membuat ulah, di Stasiun Jogja mereka melakukannya. “Saat pulang kelompok kereta api turun di Jogja, makan minum tidak bayar. Inilah  masa kelam itu dimulai.”
Jika kembali kepada peristiwa seperti ASUSEMPER atau peristiwa sejenisnya yang cenderung anarkis, melihat terhadap kondisi suporter ini, beliau balas bertanya “Yang menjadi pertanyaan besar adalah kenapa dengan kondisi terbatas, kami dulu lebih koordinasi dan tertib?.” beliau membuat sketsa NDAS MANGAP HAUS GOL Logo ndas mangap dan tulisan Kami Haus Gol Kamu yang dibuat tidak dapat dipisahkan dari nuansa tret..tet..tet saat itu. Layouter lulusan ASRI Jogjakarta ini kembali menjelaskan dengan gamblang dan detail mengenai logo yang revolusioner ini, “Idenya adalah suporter diberi
identitas, kaos diberi gratis.”
“Ada tulisan KAMI HAUS GOL KAMU, itu adalah ide pak Dahlan (Iskan). Typografinya (tulisan tangan) saya.”
“Mungkin diambil dari istilah luar negeri, We Hungry Your Goal.” “Tulisan KAMI HARUS GOL KAMU menggunakan font lama
Fitra Board dan Baskerville.
Bahasa puitik saya giring ke font-font artistik, jadi bukan font yang kaku.”
“Saya diberi tugas membuat maskot yang mencirikan semangat Arek Suroboyo. Mempresentasikan Arek Suroboyo saat 10 November 1945.”
“Malam itu juga dibuatnya. Di ruangan ada saya, tukang sablon dan bos (Dahlan Iskan). Karena besok sudah berangkat, saya gambar cepat-cepat diatas film. Mendesain diatas film sangat licin, dibuat disana supaya langsung di sablon.”
“Bos memperagakan ekspresi seperti berteriak, jadi logo itu adalah gambaran ekspresi pak Dahlan (Iskan) berteriak.”
“Saya orang lama. Masih ada simbol-simbol lama, terpengaruh gerakan-gerakan Bung Tomo.”
sketsa dadakan Ketika sketsa yang kami minta telah hampir selesai,
“Ya, kira-kira beginilah dulu saya buat maskot ini.”
“Dalam seni namanya inspirasi adalah pengalaman kehidupan yang terserap dari apa yang dilihat. Dari pengalaman, kejadian-kejadian.”
“Saya membuat tidak lebih dari 10 menit, karena diluar suporter sudah menunggu. Begitu selesai jadi desain, langsung dibawa oleh tukang sablon dan kemudiandicetak.”
“Tempat sablonnya di Jalan Pesapen, nama pemiliknya Pak Halim. Beliau adalah pengusaha percetakan kaos sablon.”
“Beliau dipercaya Jawa Pos karena mampu membuat ribuan kaos dalam waktu cepat, soal mutu nanti dulu. Saya ikut ke Pabrik untuk urun rembug soal bahan.” HAK PATEN, LILLAHI TA’ALA.
Kembali ke cerita Alberto Korda sebagai orang pertama yang mengambil foto Heroic Guerilla (baca: Karena Logo Adalah
Kebanggaan), yang mana sampai kematiannya tidak mendapatkan satupun royalti atas hak paten terhadap foto tersebut.
Dan jika nasib logo ndas mangap ini bisa dihubungkan dengan hal tersebut, maka Mister hanya menjawab, “Motivasi tidak sejauh itu, kalau menyangka perkembangan seperti ini. Saya hanya bersyukur dan senang, suporter jadi sangat terpengaruh. Syukur-syukur pengaruh itu sampai ke anak-anak.”
“Soal hak paten atau royalti terhadap hasil karya. Saya Lillahi Ta’ala.”
“Apa yang diproduce adalah hak perusahaan, saya tidak bisa mengatakan itu adalah saya sendiri.”
“Pak Dahlan memberi tugas sesuai job deskripsi, beliau tahu bidang saya. Semua itu karena profesionalisme saja.”
“Pernah saya dengar ada anak Petemon yang mengaku membuat. Saya tertawa.”
“Setelah saya ada pak Boediono,logo yang tadinya model sketsa diperhalus dengan teknologi grafis sehingga menjadi
apa yang sekarang ini ada.”
“Sebagai penonton saya tertawa melihat logo menjadi tengkorak. Beragam ekspresi dari kampung-kampung, bisa dilihat dari eksplorasi logo tersebut.”
“Jadi, seharusnya Beliaulah (Dahlan Iskan) yang pertama membuat logo itu.”

Suporter Mitra Kukar

History Of Mitra Mania ( Mitra Kukar Kutaikartanegara )


Sering eksistensi Mitra Kukar mengarungi kompetisi divisi 1 liga Indonesia pada tahun 2005 berdirilah satu-satunya kelompok suporter Mitra Kukar Militan yang menaungi seluruh Suporter yang ada banyak saat itu yakni Mitra Mania(MitMan).


Mitman terbentuk pada tanggal 15 Juni 2005 bertempat di komplek kolam renang junjung Buyah Tenggarong dengan Ketua umum Rony fauzan,St dan sekretaris Baharudin,St.Dengan prinsip awal hanya untuk memberikan dukungan dan spirit pada mitra kukar Mitman berkembang menjadi satu kekuatan baru suporter yang ada Di Kalimantan Timur ini,dengan di ikut sertakannya Mitman dalam pembentukan Asosiasi Suporter Kaltim bersama tiga saudara tuanya,Pusamania,mandau mania,Balistik.

Di usia yang masih muda Mitman mencoba untuk terus belajar dan berkarya memberikan yang terbaik untuk mitra kukar.Dengan Moto "KAMI DATANG,KAMI LIHAT,KAMI MENANG" Mitman mencoba menjadi suporter yang santun,ini terbukti dengan amannya seluruh pertandingan yang ada di rondong demang.

Dibawah panji As Kaltim,Mitman mengajak seluruh suporter Indonesia untuk selalu damai,no anarki,no tawuran.Kalah menang itu biasa,tinggalkan fanatisme kedaerahan karena kita satu,kita semua sama tak ada beda kita sang Juara.Urusan pemain dan wasit menjadi urusan tim dan pengurus,urusan kita sebagai suporter adalah bagaimana memberi motivasi kepada tim dan saling adu kreativitas selama 90 menit.

Mari tebarkan virus-virus perdamaian menuju sepak bola Indonesia yang profesional.








Suporter Persiba Balikpapan

Sejarah Balistik


Rabu, 19 april 2006 menjadi hari bersejarah bagi elemen suporter satu ini. Beberapa elemen suporter yang ada di Balikpapan berkumpul di kediaman David. Pertemuan itu dihadiri sekitar 30 orang dengan membahas mengenai wadah suporter. Chairul dan Ancah memiliki ide memberi nama Balistik. Singkatan dari Balikpapan Suporter Fanatik. Tanpa banyak interupsi dari anggota pertemuan langsung menyetujuinya. Prinsip dasarnya Balistik dibentuk ingin memberikan dukungan bagi olahraga Kota Minyak sehingga mengharumkan nama kota.
Keseriusan elemen supporter itu diwujudkan dengan menggelar musyawarah umum anggota untuk pertama kalinya. Tepatnya Minggu, 7 Mei 2006 di ruang rapat Dapeen Café. Terdapat keputusan menjadi sejarah Balistik memilih sosok Kamaruddin sebagai ketua umum pertama periode 2006-2009. Kini Balistik memasuki periode 2009-2011 diketua Suwanto hasil musyarawah umum kedua di Rumah makan Segeri. Perjalanan Balistik dari tahun 2006 hingga kini maju pesat. Tercatat jumlah anggota resmi sebanyak 893 orang terbagi 14 koordinator wilayah.
Balistik tidak hanya fokus pada dukungan olahraga saja. Kegiatan sosial juga mereka lakukan. Seperti pada bulan Ramadhan 2009, mereka mengadakan kegiatan pembagian takjil gratis kepada warga Balikpapan . Adapula kegiatan kampanye biru tepatnya 7 Pebruari 2010 dengan maksud mengajak warga kota ikut membirukan Stadion Persiba. “Anggota
 Balistik membagi brosur, penanaman pohon dan konvoi damai dengan tema bersama kita birukan stadion (ajakan mendukung Persiba Balikpapan),” ujar Suwanto. Pria yang akrab disapa Anto ini menambahkan ada kegiatan hari ulang tahun Balistik ke-4 dengan mengelar jalan sehat. 
Kiprah Balistik kini semakin dikenal banyak orang. Tidak hanya dari Balikpapan tapi di daratan Kaltim nama Balistik tidak asing lagi. Berawal dari hubungan antar suporter di Kaltim dengan mengikuti rapat pembentukan Asosiasi Suporter Kaltim terdiri Pusamania (suporter Persisam Putra Samarinda), Bontang Mania (Bontang FC) dan Mitra Mania (Mitra Kukar). Balistik bersama suporter lainnya dari tiga kota tersebut mewujudkan damainya suporter Kaltim dicetuskan 3 Mei 2006 di Tenggarong.
 
Selain itu terdapat hubungan Balistik dengan suporter luar Kaltim. Peristiwa jalinan itu ketika Balistik mendukung Persiba Balikpapan berlaga di putaran dinal delapan besar Divisi Utama di solo, 8 – 23 Juli 2006. Balistik menjalin hubungan dengan Pasopati (Suporter Persis Solo), Persikmania ( Suporter Persik Kediri), Snex dan Panser biru (Suporter PSIS Semarang ), Aremania (Suporter Arema). Kemudian saat Jambore Suporter yang di selenggrakan Dji Sam Soe pada 11-12 Agustus 2006 di Cisarua bogor diikuti 65 kelompok suporter seluruh Indonesia. Hubungan Balistik dengan supporter lain semakin bertambah.
 

Suporter Sriwijaya FC

SEJARAH SUPORTER SINGA MANIA


SINGA MANIA

Pada tahun 2004 pemprov Sumatera selatan melakukan take over pembelian Klub sepak bola jawa timur Persijataim Solo yang saat ini berubah nama menjadi Sriwijaya fc. Untuk mendukung tim kebanggan kota Palembang sriwijaya fc yang berlaga didivisi utama, maka dibentuklah suatu komunitas pencinta sepak bola Palembang yang bernama fans sriwijaya mania yang didirikan oleh beberapa orang saja.

Setelah musim kompetisi liga Indonesia tahun 2004 berakhir, kelompok suporter sriwijaya fc yang dulu nya bernama fans sriwijaya berubah nama menjadi sriwijaya mania yang dipimpim oleh saudara Masyahiril S.pd. Setelah menjabat sebagai ketua umum sriwijaya mania yang pertama priode 2005/ 2006 banyak masyarakat yang bergabung menjadi kelompok suporter sriwijaya mania.

Pada tahun 2005 jumlah anggota sriwijaya mania semakin bertambah banyak hinga ke daerah-daerah yang berada di Sumatera Selatan.
Pada tahun 2005 kompetisi baru berjalan setengah kompetisi, kelompok suporter sriwijaya fc , sriwijaya mania yang dipimpim Masyahiril terpecah menjadi dua, dan memisahkan diri dari sriwijaya mania dan muncul lah kelompok suporter baru di Palembang yang di dirikan oleh 8 orang yang menamakan kelompok suporter mereka singa mania, adapun penamaan singa disini adalah sriwijaya ngamuk (singa).

Singa Mania dinyatakan lahir pada tanggal 05-05-2005, serta menggunakan slogan sebagai suporter hati nurani dan berjanji akan senantiasa mendukung Sriwijaya FC kemana pun berlaganya.

Riwayat Singa Mania

Singa mania salah satu suporter yang mendukung sriwijaya fc baik kandang maupun tandang…
Berawal dari Dibelinya Persijatim oleh Pemprov Sumatera Selatan Melalui proses panjang,Tumbuh dari satu kelompok seporter Sriwijaya Fc yang bernama Sriwijaya fans Club.
Sejalan Dengan waktu terjadilah Perbedaan visi dan misi n di dalam kelompok Suporter tersebut dan adanya konflik intern, dan tidak adanya tranparansi masalah uang organisasi.
maka terjadilah Perpecahan di dalam Organisasi tersebut dan Mendirikan singa mania,Walaupun dengan Modal Apa adannya Singa Mania Tumbuh dan Besar Seiring Dengan Waktu…dahulu Walau Di anak Tirikan Oleh Manajemen Sriwijaya Fc Singa Mania Selalu Tetap ada dan Exiss Mendukung Sriwijaya FC Karena Kami Seporter Hati Nurani…
adapun dipilihnya nama singa karena Si ( Sriwijaya ) Nga ( Ngamuk ) kenapa dipilih ngamuk..karena waktu itu sejumlah 15 orang mengamuk ingin kejelasan & pembaharuan di tubuh sriwijaya fans club.

Suporter Madura United



Kelahiran Madura United disambut positif oleh kelompok suporter Madura, Taretan Mania, K-Conk Mania, dan Peccot Mania. Mereka menyatakan, keberadaan Madura United bakal menghidupkan kembali sepak bola di Madura yang saat ini lesu. 
Sejak Persepam Madura United terdegradasi ke Divisi Utama pada akhir kompetisi ISL 2014, hingar bingar sepak bola di Madura memang terus meredup. Harapan penggemar sepak bola di Madura memang sempat menyembul ketika Persepam Madura Utama (dahulu Persepam Madura United) dibangun kembali oleh pengelola baru di bawah bendera PT Jempol Madura Utama. 
Sayang, tim yang ditargetkan kembali mengorbit ke ISL itu tak sampai turun di kompetisi karena PSSI membatalkan kompetisi kasta kedua ini menyusul konflik dengan Kemenpora. Akibatnya, suporter di Madura, khususnya masyarakat dan penggemar bola di Pamekasan pun kecewa. Maklum, tim ini memang memberikan harapan besar karena diisi materi pemain-pemain berkualitas di semua lininya. 

Tak hanya itu, mereka juga bisa menyaksikan sekaligus memberikan dukungannya pada klub ini ketika terjun di kompetisi atau turnamen berskala nasional. Mereka juga bisa menyaksikan bintang-bintang sepak bola Indonesia dari dekat, bukan hanya lewat layar kaca layaknya setahun terakhir.
Kini, dengan diakuisisinya PBR oleh Achsanul Qosasi pada 10 Januari 2016, publik serta suporter di Madura tak perlu khawatir Madura bakal sepi dari geliat sepak bola. Hadirnya Madura United di tengah-tengah mereka bakal mengobati kerinduan masyarakat pulau garam itu akan atmosfer sepak bola yang kompetitif. 
“Benar, kami sudah rindu sepak bola kasta tertinggi Indonesia dimainkan di Madura. Sejak tidak ada Persepam Madura United, Madura seakan kehilangan gairah. Apalagi, konflik sepak bola antara PSSI dan Kemenpor tidak kunjung berakhir,” tutur Yusuf Ismail, Pembina Peccot Mania. 
Bagi kelompok suporter Madura lainnya, Taretan Mania, keberadaan Madura United merupakan penghilang dahaga mereka terhadap kondisi sepak bola di Madura. Ketua Taretan Mania Nurul Ulum mengatakan, mereka siap memberi dukungan penuh pada klub yang baru saja diambil alih oleh Achsanul Qosasi ini. 
“Kami sangat senang mendengar kabar ini. Sebuah langkah yang tepat untuk menghidupkan kembali gelora dan semangat sepak bola Madura yang saat ini sedang vakum. Kami berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan untuk klub yang membawa nama Madura,” ujar Ulum.

Suporter Arema Indonesia

Sejarah terbentuknya Aremania

Arema dan Arema Fans Club PS Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987 oleh H. Acub Zaenal dan Ir. Lucky Zaenal. Dari awalnya Arema klub swasta. Pada waktu Arema berdiri Liga Indonesia dibagi dua: liga untuk klub semi-profesional bernama Galatama dan Liga klub Perserikatan. Klub-klub Perserikatan tergantung pada pemerintah daerah untuk dana. Sementara klub Galatama tergantung pada sponsor swasta. Walaupun Arema belum pernah juara selama zaman Ligina, Arema juara Galatama pada tahun 1993. Pada tahun 1994 klub semi-profesional digabungkan dengan klub Perserikatan untuk menjadi Ligina.

Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri. Ketua pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal. Pada awalnya ada 13 korwil. Setiap korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau daerah di Malang.

Di artikel “Aremania Junjung Sportivitas” diterbitkan di Bestari, no.156, 2001 diceritakan bahwa menurut suporter Arema, AFC itu sangat individual, yaitu berkaitan dengan hubungan antara suporter dengan suporter lain. Akibatnya AFC terhadap kesulitan mendorong kerukunan suporter. AFC pernah dianggap sebagai yayasan yang terlalu ekslusif maupun kelas menengah untuk diterima oleh kebanyakan suporter Arema.

Sekitar tahun 1994 AFC dibubarkan. Menurut Lucky Zaenal itu karena banyak kesibukan dan soal generasi. Walaupun keadaan tokoh-tokoh AFC pasti mempengaruhi keruntuhan AFC, harus ditanyakan mengapa AFC tidak diteruskan oleh kelompok atau orang baru. Mungin itu tidak terjadi karena sudah jelas bahwa AFC tidak didukung oleh suporter. Barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu. Makanya mantan-tokoh AFC langsung terlibat dalam proses mengembangkan nama dan simbol yang akan mempersatukan suporter. Memang tidak semua inisiatif AFC gagal. Harus diingatkan bahwa dengan AFC mulai sistem organisasi suporter yang berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak hilang dengan kematian AFC tetapi jumlahnya bertambah. Di samping itu AFC berdiri dalam konteks keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang merupakan para suporter Arema.



Aremania muncul
Pada pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur. Sementara itu istilah Aremania muncul sebagai nama para suporter Arema. Sebetulnya dua fenomena tersebut merupakan perubahan total dalam budaya pemuda Malang yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh. Di artikel `Aremania Mengukir Sejarah Baru’ diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 Gus Nul mantan pelatih Arema menceritakan bahwa walaupun kurang jelas dari mana istilah Aremania itu muncul, nama itu mempersatukan suporter Arema. Secara psichologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu. Kata Aremania bisa dibagi Arema dan Mania. Aremania itu muncul secara spontan dari suporter Malang yang mulai bosan dengan perkelahian geng-geng tersebut. Ada beberapa alasan untuk perubahan itu. Pertama-tama geng-geng mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan 1990-an lebih dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng.

Di samping itu, pada 1994 Ligina yang pertama dimulai dan PSSI mulai mendorong sepak bola Indonesia menjadi lebih profesional. Pemain asing mulai main untuk klub Indonesia. Itu termasuk upaya untuk menaikkan kualitas liga sepak bola. Pemain asing pernah main untuk Arema. Pernah ada pemain dari Afrika, Amerika Selatan, Korea Selatan dan juga Australia. Dari semua ini yang paling terkenal ada pemain dari Negara Chile bernama Rodriguez `Paco’ Rubio. Sekarang menurut suporter Malang dia semacam pahlawan sepak bola Arema. `Paco’ Rubio menembus gol lawan selama putaran Delapan Besar Ligina VI. Di samping itu, selama Ligina VII ada pemain dari Afrika namanya Frank Bob Manuel yang dengan sayang dipanggil `Bobby’ (selama Ligina VIII main untuk klub perserikatan Malang Persema). Selama Ligina VIII Jaime Rojas (mantan pemain Persema) juga berasal dari Chile masuk klub.

Dengan berupaya ke profesionalisme suporter mulai lebih tertarik pada permainan khususnya karena impor pemain luar negeri. Juga ada pemain lokal yang menjadi bintang. Misalnya Ahmad Junaedi selama Ligina VI tetapi setelah itu dia pindah ke Persebaya dan menjadi musuh suporter fanatik. Akhirnya mau kembali ke Arema dia ditolak oleh pengurus Arema. Daripada membeli Junaedi lagi mereka memilih mendidik pemain muda berasal dari Jawa Tengah bernama Johan Prasetyo. Johan Prasetyo telah menjadi bintang Aremaa. Selain Prasetyo ada Aji Santoso, pemain yang berpengalaman itu pernah main untuk timnas Indonesia. Karirnya setelah di Arema ke Persebaya dan kemudian ke PSM Makassar. Akhirnya main untuk Persema sebelum main di Arema lagi.

Dengan impor pemain asing dan perhatian pada pemain profesional orang Indonesia, yang berkembang antara para suporter Indonesia adalah minat pada sepak bola bukan fanatisme terhadap klub saja. Di artikel `Suporter Bergeser Jadi Football Minded’ diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002 perubahan sikap suporter digambarkan. Ternyata bahwa para penonton mulai memilih menonton pertandingan menurut suguhan kualitas sepak bolanya. Yaitu penonton mulai memilih pertandingan dengan lawan kualitas sepak bola tinggi. Barangkali suporter Indonesia dipengaruhi tayangan sepak bola dari luar negeri. Suporter mulai menuntut kualitas dari sepak bola Liga Indonesia.

Di samping itu perubahan suporter Malang didorong beberapa tokoh perintis Aremania. Sebenarnya munculnya generasi geng dapat dicegah karena upaya tokoh Aremania. Di artikel `Aremania Sebuah Gerakan Rakyat’ diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 diceritakan bahwa suporter didorong oleh tokoh seperti Ovan Tobing, Lucky Zaenal, Iwan Kurniawan, Eko Subekti dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu dan sportif. Pasti mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS Arema, dan kalau klub Arema akan berusaha ke profesionalisme seharusnya suporter juga. Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub Arema yang telah menjadi simbol suporter juga. Di artikel `Aremania junjung sportivitas’ diterbitkan di Bestari, no 156 2001 bahwa tokoh perintis ini mengusulkan Aremania dijuluki `Macan Putih’ atau `Singa Putih’ karena Arema berdiri pada 11 Agustus yang termasuk zodiak Leo. Kemudian secara spontan ada orang antaranya yang teriak `edan’. Mungkin itu mucul dari bagian belakang istilah Aremania yaitu `mania’. Kata `mania’ berarti edan.

Dari latar belakang nama Aremania dan simbol Singo Edan semacam bahasa Malang berkembang. Kata-kata bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terbalik merupakan bahasa Malang atau fenomena Ngalamania. Misalnya Singo Edan menjadi Ongis Nade dan Orang Malang menjadi Genaro Ngalam. Di samping itu arek-arek Malang menjadi Kera-kera Ngalam. Surat kabar Radar Malang itu Jawa Pos-nya Kera Ngalam. Sekitar pertengahan tahun 1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap suporter Arema ada sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang lalu Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia terbaik.

Pada waktu ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI Ketua Umum PSSI Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai suporter kreatif, sportif dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli Sugianto (dirigen suporter Arema) untuk mewakili suporter Indonesia. Selama Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru suporter lain. Pada Januari tahun 2001 di Tangerang, suporter mengucapkan selamat datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden lemparan terhadap Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena Aremania tidak terpancing oleh oknum provokator Tangerang. Pada Juli tahun itu diakui oleh suporter Solo sebagai `guru hebat’.

Lagipula kemajuan Aremania mempengaruhi keadaan di Malang. Selama waktu krismon, Malang tenang walaupun dimana-mana di Jawa telah kacau. Itu karena pemuda Malang telah merasa bersatu sebagai Aremania dan tidak ingin membuat kerusuhan di kotanya. Katanya ada suporter Solo yang mengirim sepasang bh dan celana dalam perempuan ke Aremania agar mengucapkan Aremania para penakut. Namun Aremania tidak mudah dipancing. Yang jelas dalam lingkungan suporter sepak bola telah dianggap maju dari masa dulunya. Lagipula mereka dianggap perintis suporter di Indonesia. Namun proses ini mulai lebih dari 5 tahun yang lalu dan Aremania sampai tahun 2001 berjuang untuk menghapus sisa-sisa brutalisme.

Sisa-sisa Brutalisme
Aremania tidak langsung berhasil dalam perjuangan untuk menghapus citra suporter brutal. Sampai tahun 1999 ada bentrokan antara suporter di Malang tetapi khususnya dengan Bonek. Keadaan kacau hampir tidak bisa dicegah aparat keamanan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya terjadi selama ada kesempatan Arema melawan Persebaya. Akibatnya di Malang suporter Surabaya harus dilarang masuk Malang supaya mencegah insiden yang tidak diinginkan.

Pengurus Arema pernah minta pertandingan Arema versus Persebaya diadakan di luar Malang agar tidak ada tawuran. Namun ini diprotes Aremania yang menuntut bahwa pertandingan Arema tetap milik masyarakat Malang. Namun tahun-tahun tersebut harus dibedakan dari zaman geng-geng. Mungkin tahun-tahun yang berikut kelunturan geng-geng Malang bisa dianggap sebagai waktu peralihan. Sampai tahun 2001 ada insiden yang terjadi di luar Malang. Salah satu contoh konflik antara suporter Malang dan Surabaya adalah tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei tahun 2001.

Senin, 24 Oktober 2016

Pusamania Borneo FC

Pusamania Borneo F.C. adalah klub sepak bola Indonesia yang berasal dari SamarindaKalimantan Timur. Klub ini bermain diDivisi Utama Liga Indonesia 2014 setelah mengakuisisi klub Perseba Super Bangkalan pada tanggal 7 Maret 2014. Pada 2015, mereka berlaga di Indonesia Super League berstatus sebagai klub promosi. Menjalani dua laga pada ISL 2015, langkah PBFC akhirnya terhenti setelah PSSI dan kompetisi dibekukan Menpora RI. Selepas itu, mereka terjun di Piala Presiden, sekaligus sukses menembus Babak 8 Besar. Selepas ikut di Piala PresidenPusamania Borneo FC juga ikut berpartisipasi di Indonesian Championship Torabika Piala Jenderal Sudirman 2015 dan mereka mampu menembus babak Semifinal. Pusamania Borneo F.C. juga pernah menjuarai turnamen Piala Gubernur Kaltim 2016 dan saat ini, Pusamania Borneo F.C. berlaga di kompetisi Indonesia Soccer Championship A 2016.

Sejarah

Klub sekarang bermain di Divisi Utama Liga Indonesia setelah mengakuisisi klub Perseba Super Bangkalan pada tanggal 7 Maret 2014.
Nabil Husein Said Amin yang sebelumnya merupakan ketua koordinator wilayah Pusamania di Malaysia (Pusamalaya) menjadi orang penting dibalik terbentuknya Pusamania Borneo FC. Pemuda berusia 20 tahun itu bersama PT Nahusam Pratama Indonesia sebagai badan hukum PBFC, bertekad ingin membawa kembali kejayaan sepak bola Samarinda di kancah nasional. Tanggal 7 Maret 2014 disepakati sebagai tanggal bulan dan tahun resmi berdirinya Pusamania Borneo FC.
Ide membentuk klub profesional yang dilakukan kelompok suporter Pusamania ini dilandasi sikap tak puas mereka terhadap klub sebelumnya yang tak kunjung memiliki prestasi. Sehingga muncul, wacana mengelola klub yang lebih transparan, profesional dan merakyat.
Selain itu, perubahan nama klub Persisam Putra yang sebelumnya pendanaannya bertumpu terhadap APBD kota Samarinda dan berubah nama menjadi Putra Samarindasehingga statusnya dimiliki perseorangan, menjadi salah satu yang ditentang kelompok suporter terbesar di Kalimantan ini.
Tambahan nama Borneo sendiri muncul saat mereka berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia 2014 setelah mengakuisisi salah satu klub berlisensi profesional di Pulau Madura, yakni Perseba Super.
Nama Borneo dipilih karena, jajaran direksi PBFC ingin klub ini tak hanya bisa mengharumkan nama kota Samarinda, melainkan juga mengangkat nama Pulau Borneo di kancah sepak bola nasional dan internasional.
Tahun 2014 menjadi titik permulaan PBFC berlaga di kompetisi sepak bola Indonesia. Mengusung target lolos ke kompetisi kasta tertinggi Indonesia, deretan pemain ternama didatangkan ke Samarinda. Tak lupa, potensi lokal Benua Etam juga dilibatkan dalam skuad klub yang dijuluki Pesut Etam.
Stadion Segiri Samarinda yang selama ini identik dengan kejayaan sepak bola Samarinda dipilih Pusamania Borneo FC sebagai kandang mereka untuk menjamu lawan-lawannya. Stadion berkapasitas hampir dua puluh ribu tempat duduk dan berbentuk curva itu dijuluki Theater Of Hell.

Prestasi

  • Divisi Utama Liga Indonesia
    • Juara (1) : 2014
  • Turnamen
    • Juara (1) : Piala Gubernur Kaltim 2016

Perseru Serui

Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Serui
JulukanCendrawasih Jingga
Si Hitam Jingga (The Black Orange)
Didirikan1970
StadionStadion Marora
SeruiPapuaIndonesia
(Kapasitas: 10.000)
Ketua UmumNurfindra Triembong
PelatihHanafi
Asisten PelatihKillon Imbiri
LigaIndonesia Soccer Championship
2016Grup Timur, ke-8
Kostum kandang
Kostum tandang
Perseru Serui adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Serui, Ibukota Kabupaten Kepulauan YapenPapua. Klub ini memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Marora. Perseru Serui bermain di Liga Super Indonesia untuk musim 2014 setelah sebelumnya bermain di Divisi Utama Liga Indonesia. Pada final 2013, Perseru gagal menjadi juara setelah dikalahkanPersebaya Surabaya dengan skor 2-0. Perseru menjadi salah satu dari 3 tim asal Papua di Liga Super Indonesia 2014.
Pada tahun 2016, Perseru menjadi tim asal Papua kedua setelah Persipura Jayapura yang ikut berkompetisi di Indonesia Soccer Championship A 2016. Itu setelah, Persiram Raja Ampat diakuisisi oleh PS TNI.

Stadion

Perseru bermarkas di Stadion Marora.
Stadion Marora merupakan tempat olahraga utama yang berada di Kabupaten Kepulauan YapenPapua. Kapasitas maksimum bangku penonton adalah 10,000. Beberapa waktu lalu, Stadion ini sempat bermasalah dengan penerangan stadion sehingga tidak bisa dipakai.

Prestasi

  • Divisi Satu Liga Indonesia
    • 2009-10 : Juara keempat
  • Divisi Utama Liga Indonesia
    • 2013 : Juara kedua