Minggu, 04 September 2016

Semen Padang



  1. Nama Klub : Semen Padang
  2. Julukan : Kabau Sirah (Kerbau Merah ) 
  3. Didirikan : 30 November 1980
  4. Stadion : Stadion Gelora Agus Salim Padang Sumatera Barat


Semen Padang FC

Semen Padang Football Club (dahulu Persatuan Sepak Bola Semen Padang) merupakan sebuah klub sepak bola yang dimiliki oleh PT Semen Padang. Klub sepak bola ini bermarkas di IndarungPadangSumatera Barat, dan memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Gelora Haji Agus Salim.

Sejarah

Galatama (1980-94)

Persatuan Sepak Bola Semen Padang didirikan didirikan pada tanggal 30 November 1980. Klub ini mengawali perjalanan mereka di kancah sepak bola Indonesia dengan mengikuti Divisi 1 Galatama tahun 1980. Pada tahun 1982, Semen Padang berhasil menjuarai divisi tersebut dan promosi ke Divisi Utama. Mereka juga berhasil menjuarai Piala Galatama 1992 dengan mengalahkan Arema Malang di final, berkat gol semata wayang Delfi Adri.

Liga Indonesia (1994-2010)

Di musim 1994-95, PSSI melakukan penggabungan dua liga yang ada saat itu, yaitu Perserikatan dan Galatama untuk membentuk sebuah sistem liga baru yang dinamakan Liga Indonesia. Semen Padang berhasil memenuhi syarat untuk menjadi salah satu dari 34 kontestan yang akan berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia, kasta tertinggi dalam sistem yang baru ini.
Di Divisi Utama, Semen Padang tercatat sebagai tim papan tengah tanpa prestasi yang cukup signifikan, tetapi sempat berhasil melaju ke babak semifinal pada musim 2002 dengan menyandang status juara Wilayah Barat, meskipun harus dikalahkan Petrokimia Putra lewat adu penalti.
Pada edisi terakhir Divisi Utama sebagai kasta tertinggi di musim 2007, Semen Padang terpuruk di posisi keenambelas Wilayah Barat dan terpaksa tetap di divisi tersebut, gagal menjadi salah satu kontestan perdana Liga Super Indonesia yang kini menjadi kasta tertinggi. Selama dua musim, Semen Padang bertahan di Divisi Utama. Di bawah pimpinan Arcan Iurie, Semen Padang berhasil meraih promosi pada musim 2009–10 setelah merebut tempat ketiga dengan mengalahkan Persiram Raja Ampat.

ISL dan IPL (2010-kini)


Skuat Semen Padang merayakan gelar juara IPL
Dibawah asuhan mantan legenda mereka, Nil Maizar, Semen Padang berhasil menyelesaikan musim perdana mereka di Liga Super pada peringkat keempat, dan mulai diperhitungkan sebagai salah satu tim kuda hitam.
Setelah pecahnya kisruh di dunia sepak bola Indonesia pada awal 2011, Semen Padang memilih untuk berlaga di Liga Prima Indonesia yang digelar oleh PSSI. Dibawah pimpinan Suhatman Imam yang menggantikan Nil setelah penunjukannya sebagai pelatih tim nasional,Semen Padang mendominasi sepanjang musim dan memastikan gelar juara usai menaklukkan Persiba Bantul di kandangnya, dengan kompetisi masih menyisakan beberapa pekan lagi. Namun, ambisi mereka untuk merebut double winner gagal setelah dikalahkan oleh Persibo Bojonegoro di final Piala Indonesia.
Sebagai juara Liga Prima, Semen Padang berhak untuk tampil di Piala AFC 2013. Tergabung dengan Grup E, Kabau Sirah berhasil lolos sebagai juara grup dan mengalahkan wakil Vietnam  di 16 besar, sebelum harus mengakui keunggulan East Bengal di babak perempatfinal.
Pada bulan Oktober 2012, manajemen memutuskan untuk kembali berlaga di Liga Super. Namun pada akhir November, CEO Erizal Anwar memutuskan bahwa Semen Padang FC tetap di Liga Prima. Pada saat yang sama, manajemen menunjuk Jafri Sastrasebagai pelatih kepala untuk menggantikan Suhatman yang kembali ke posisi lamanya sebagai direktur teknik

Stadion



Semen Padang FC saat ini memiliki Stadion Agus Salim dengan kapasitas 20.000 kursi. Stadion yang dibangun pada tahun 1985 ini, juga merupakan kandang bagi klub PSP Padang dan Minangkabau FC. Pada tahun 2013 nanti, manajemen Semen Padang FC berencana akan membangun Stadion Azwar Anas, home base baru yang berkapasitas 30.000 - 40.000 kursi.



Pendukung

The Kmer's (Kerbau Merah Suporter) merupakan sebutan bagi pendukung Semen Padang FC. Nama ini diresmikan pada tanggal14 November 2001, oleh pendukung klub tersebut.
Selain itu ada satu lagi kelompok suporter yang disebut Spartacks (Suporter Padang dan Anak Rantau Cinta Kabau Sirah) yang berdiri pada tanggal 18 Mei 2010. Kedua suporter ini saling mendukung penuh kepada tim kesayangannya, meskipun bentrokan juga terjadi pada Mei 2011.

Persitara Jakarta Utara



Nama Klub : Persitara Jakarta Utara
Didirikan : 1979
Stadion : Stadion Tugu Jakarta Utara
Liga : Liga Nusantara
Julukan : Laskar Si Pitung
Basis Fans : Macan Priok

Persitara Jakarta Utara Dan Persija Jakarta

Persatuan Sepak bola Indonesia Jakarta Utara (disingkat Persitara) adalah sebuah klub sepak bola profesional yang bermarkas di Jakarta Utara. Persitara berdiri pada tahun 1985 dengan nama Persija Timur-Utara (Persijatimut). Sekarang tim yang berjuluk Laskar Si Pitung ini menjadi salah satu kontestan Divisi Utama LI 2013.
Sama halnya dengan tim asal Jakarta lainnya, Persitara hidup dari sokongan dana APBD DKI Jakarta. Hanya saja, sejak berdirinya, Persitara tidak mendapatkan kucuran dana rakyat sama seperti yang diterima saudara tuanya Persija Jakarta.
Puncaknya ketika tampuk kepemimpinan di ibu kota dipegang Sutiyoso selama dua periode. Persitara sama sekali tidak diperhitungkan dan hanya dianggap sebagai tim pelengkap. Terlebih dengan munculnya wacana "Jakarta Satu". Yakni hanya satu tim sepak bola yang tampil mewakili Jakarta. Itu dilihat dari dana APBD yang diperoleh. Persija mendapat dana APBD sekitar Rp22 miliar, sementara Persitara hanya kebagian Rp3 miliar.
Namun, semangat juang dan pantang menyerah tim yang sampai saat ini masih dipimpin mantan Walikota Jakarta Utara Effendi Anasitu tidak pernah kendur. Termasuk melawan wacana "Jakarta Satu" itu, meski dengan keterbatasan dana yang dimiliki. Itu pula yang membuat beberapa tim lain di Jakarta, seperti Persija Barat, Persija Selatan, tidak tidak bisa bertahan.
Tak kunjung mendapat perhatian dari Pemprov DKI, prestasi Persitara pun terjun bebas, hingga berada di kasta terendah divisi duapada musim 2002. Dari situlah tim yang diterima menjadi anggota PSSI sejak 1980 ini mulai merajut prestasi, hingga akhirnya bisa menembus Superliga, yang kali ini merupakan musim keduanya digelar.
Yang paling tragis tentunya adalah Persijatimur, yang merupakan pecahan dari Persitara. Karena merasa kurang mendapat perhatian di ibukota akhirnya tim ini dijual ke Pemprov Sumatera Selatan, yang kemudian berubah nama menjadi Sriwijaya Football Club (SFC).
Di era perserikatan, prestasi terbaik Persitara terjadi pada musim 1985/86, ketika sukses menembus divisi utama. Sayang, Mansyur Lestaluhu dan kawan-kawan kala itu hanya mampu bertahan satu musim di level atas kompetisi sepak bola nasional dan kembali kedivisi satu.

Badan Hukum

Persitara Jakarta Utara memiliki badan hukum dengan nama PT. Batavia Union Sportindo Tbk.

  • Mikasa Apparel
  • ACC (aditya citra cemerlang)

Tahun Kejuaraan Dan Prestasi

  • 1994/1995 : Divisi I
  • 1995/1996 : Divisi I
  • 1996/1997 : Divisi I
  • 1997/1998 : Kompetisi dihentikan
  • 1998/1999 : Semi-final Divisi I
  • 1999/2000 : Peringkat ke-5 Divisi I Grup Tengah II
  • 2001 : Peringkat ke-5 Divisi I Grup Tengah II
  • 2002 : Degradasi ke divisi II
  • 2003 : Peringkat ke-3 Divisi II Grup C
  • 2004 : Delapan Besar Divisi II (Promosi ke Divisi I karena penambahan klub)
  • 2005 : Peringkat ke-4 Divisi I (Promosi ke Divisi Utama)
  • 2006 : Peringkat ke-8 Wilayah Barat
  • 2007 : Peringkat ke-6 Wilayah Timur (Promosi ke Superliga)
  • 2008/2009 : Peringkat ke-14 Superliga
  • 2009/2010 : peringkat ke-18 superliga (Terdegradasi)
  • 2010/2011 : Divisi utama
  • 2011/2012 : Peringkat ke-5 Divisi Utama Liga Indonesia
  • 2012/2013 : Juara ke-3 Divisi Utama Indonesia Premier League / Peringkat ke-5 Divisi Utama Liga Indonesia



Persipura Jayapura

Nama Klub : Persipura Jayapura
Berdiri : Tahun 1963
Stadion : Mandal JayaPura
Julukan : Mutiara Hitam

Persipura JayaPura

Sejarah Singkat


Persatuan Sepakbola Indonesia Jayapura atau disingkat Persipura Jayapura, adalah sebuah klub sepakbola profesional Indonesia yang bermarkas di Jayapura, Papua.
Saat ini tim berjuluk "Mutiara Hitam" merupakan salah satu kontestan papan atas Superliga.

Karena Stadion Mandala Jayapura yang menjadi kandangnya sedang direnovasi, tim kebanggaan warga Papua ini terpaksa harus mengungsi ke Stadion Andi Mattalatta, Mattoanging, Makassar, hingga selesainya venue mereka tersebut diperbaiki dan siap digunakan.

Meski telah cukup lama berdiri, prestasi tim asal Papua ini baru mulai terlihat di era sepakbola semi-profesional.
Tepatnya setelah tampil sebagai juara Liga Indonesia 2005.
Maklum saja karena di era Perserikatan, Persipura hanya mampu menjadi runner-up pada musim 1980.

Kala itu Persipura dikalahkan Persiraja Banda Aceh 3-1, di laga pamungkas yang berlangsung cukup dramatis di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang kemudian tampil menjadi juara.
Setelah itu prestasi Persipura terus melorot, hingga terlempar ke Divisi Satu.

Memang di level tingkat dua sepakbola nasional kala itu Persipura tampil dua kali juara pada musim 1979 dan 1994.
Namun tetap saja hal itu tidak mampu menujukkan eksistensi mereka di pentas sepakbola nasional, hingga akhirnya tampil sebagai juara Divisi Utama.

Memasuki era sepakbola profesional dengan digulirkannya Superliga pada musim perdana 2008/09, tim asal Papua ini menunjukkan penampilan luar biasa untuk merebut gelar juara.
Itu seiring dengan semakin membaiknya penampilan beberapa pemain lokal binaan Mutiara Hitam, ditunjang kehadiran pemain asing berkualitas.

Bisa ditebak, skuad yang saat ini dipimpin pelatih Jacksen F Tiago asal Brasil bisa terus melaju dan kembali merebut titel yang hilang pada musim 2009/10 lalu.

Catatan Prestasi

Divisi & Perserikatan
1978/79: Juara Divisi Satu (promosi ke Perserikatan)
1980: Runner-up Perserikatan
1993/94: Juara Divisi Satu (promosi ke Liga Indonesia)

Liga Indonesia

1994/95: Peringkat ke-8 Wilayah Timur
1995/96: Semi-Final
1996/97: 12 Besar
1998/99: Peringkat ke-4 Wilayah Timur
1999/20: Peringkat ke-5 Wilayah Timur
2001: Peringkat ke-7 Wilayah Timur
2002: Delapan Besar
2003: Peringkat ke-5
2004: Peringkat ke-13
2005: Juara
2006: Peringkat ke-9 Wilayah Timur
2007: Semi-Final

Liga Super Indonesia

2008/09: Juara
2009/10: Runner-up


Suporter Bonjak (Bonek Dan The Jak )

BONJAK ADALAH SUATU SUPORTER YANG MELAHIRKAN JIWA PERDAMAIAN ANTARA SUPORTER BONEK DAN THE JAK  , KLUB BOLA DARI SURABAYA UNTIED DAN PERSIJA JAKARTA
PERSEBAYA UNITED SEPAK BOLA YANG BERASAL DARI SURABAYA MELAHIRKAN KLUB SEPAK BOLA PADA TAHUN 1927
PERSIJA JAKARTA SEPAK BOLA YANG BERASAL DARI JAKARTA MELAHIRKAN KLUB SEPAK BOLA PADA TAHUN 1928
BONJAK ,BONEK THE JAK AKSI DAMAI DI STASIUN GUBENG


28 November 2015, merupakan babak baru hubungan Bonek dan The Jak Mania dua suporter besar di Indonesia. Sudah bukan rahasia lagi, kedua suporter ini sebelumnya adalah rival. Namun yang terjadi pada malam itu, tak mengesankan kedua suporter pernah terjadi gesekan sebelumnya. 

The Jak Mania yang naik dengan Kereta Gaya Baru Malam dan yang turun di Stasiun Pasar Turi disambut dengan hangat oleh Bonek. The Jak singgah ke Surabaya untuk memberi dukungan pada Persija yang berlaga di Malang. 

Jika hal ini terjadi beberapa tahun yang lalu mungkin ceritanya akan lain, bukan sambutan hangat yang didapat namun sambitan batu yang datang, baik di Jakarta atau di Surabaya. 

Meskipun sebelumnya kawan The Jak mendapat kabar hoax bahwa ada sweeping di Surabaya, tetapi pada akhirnya Bonek telah membuktikan kedewasaannya sebagai suporter besar. 

Persebaya saat ini memang belum kembali berlaga dalam kompetisi nasional, namun Bonek terus mengorganisir diri dan tak melupakan hubungan dengan suporter lainnya. 

Proses perdamaian mungkin masih panjang, namun sekecil apapun upaya perdamaian harus diapresiasi. 

Ini adalah awal yang baik, semoga kedepannya hubungan Bonek dan The Jak bisa baik kembali. 

Memang masih ada yang kontra dengan itikad baik ini. Tapi dengan kerja-kerja perdamaian dari kedua belah pihak, dan juga kebesaran hati, kita harus optimis akan wujud perdamaian tersebut. 

Bagi yang kontra, akankah kalian akan terus mewariskan dendam pada penerus kalian? Apakah kalian bangga akan jatuhnya korban dari kedua belah pihak karena perseteruan yang tak kunjung usai? Mari kita wariskan semangat perdamaian dan suatu saat
kita bangga menceritakannya pada anak cucu kita kelak.

TERUSKAN PERSAHABATAN BONJAK BONEK THE JAK SELALU SOLID 





Koreografi Suporter Indonesia

5.Suporter Sepak bola indonesia koreografi yang paling anarkis 



1. The Jak Mania Suporter Persija Jakarta


The Jak Mania Kelompok Suporter Dari Jakarta, Kelompok suporter ini memang terbilang memiliki fanatisme berlebihan sehingga sering kali membuat onar / tawuran antar kelompok Thejak satu sama lain, namun di sisi itu juga The jak memiliki suporter yang tak pernah berhenti mendukung team kesayangannya. Slogan dari The Jak Mania adalah " Se-Indonesia The Jakmania "

2. Aremania Suporter Arema Indonesia

Aremania - Cangkallax
Ditempat ketiga ada Aremania, adalah salah satu kelompok suporter yang berasal dari kota Malang Aremania benar benar atraktif, sportif, dan kreatif dalam mendukung tim kesayangannya. Pertandingan Arema itu telah nyaman ditonton oleh seluruh umur baik tua maupun muda, Aremania juga terkenal sebagai suporter yang tak pernah berhenti bernyanyi selama pertandingan berlangsung, hal ini yang menunjukan betapa besar team arema terutama suporternya Aremania, Aremania mempunyai slogan " Salam Satu Jiwa" 

3. Pasoepati Suporter Persis Solo

Pasoepati - Cangkallax
Kelompok Suporter ini berasal dari Solo, Suporter yang terlahir pada tahun 2000-an ini memiliki kelompok suporter yang cukup banyak. Suporter yang tak pernah henti

4. Bonek Mania Suporter Persebaya Surabaya

Bonek Mania - Cangkallax
Istilah Bonek atau Bondho Nekat (Harta Nekat) pertama kali dikenal pada tahun 1989, Hal ini menggambarkan fenomena suporter persebaya yang berbondong bondong datang ke Jakarta dalam jumlah yang sangat besar. Dalam perkembanganya bonek semakin tersebar luas, dan bonek terkenal sebagai suporter paling kreatif ke empat setelah aremania, pada saat Persebaya melawan klub liga inggris QPR membuktikan bahwa Bonek memenuhi stadion Gelora Bung Tomo Penuh dan tidak ada tempat sedikitpun. Ini membuktikan bahwa fanatisme Bonekmania patut di apresiasi. Pada saat persebaya Away juga bonek selalu hadir terutama away di kota Bandung. Slogan dari Bonek Mania adalah " Bersatoe Demi Kesolidtan Mndukung Persebaya 1927 "

5. BCS ( Brigata Curva Sud ) Suporter PSS Sleman

Brigata Curva Sud - Cangkallax
Di Peringkat Pertama Ada Brigata Curva Sud atau lebih dikenal BCS adalah salahsatu kelompok suporter yang berasal dari Sleman, Kelompok yang bermarkas di tribun selatan MIS ( Maguwoharjo International Stadium ) ini mempunyai cara unik tersendiri untuk mendukung team kesayangannya PSS Sleman. Salah satunya, Melakukan koreografi disasaat pertandingan sedang berlangsung. Pada umumnya anggota Brigata Curva Sud memakai sepatu dan berpakaian rapih. Saat PSS Sleman bermain suporter ini tak pernah berhenti bernyanyi selama 45x2 pertandingan. Loyalitas ini ditunjukan pada saat PSS main stadion selalu dipenuhi oleh para suporter. Dan BCS juga mempunyai slogan " No Ticket, No Game ".


Sejarah Perjalanan Persija Jakarta

Inilah Prestasi Membanggakan Persija Sepanjang Sejarah




Persija memiliki julukan Macan Kemayoran. Fans fanatik Persija disebut The Jakmania. Dimasa kompetisi/liga Perserikatan Persija menorehkan prestasi cemerlang dengan menjuarai Perserikatan sebanyak 9 Kali, 4 kali diantaranya ketika bernama VIJ. Adapun seiring perubahan format Liga Indonesia, prestasi terbaik Persija adalah Juara Liga Indonesia pada tahun 2001. Adapun di tingkat internasional Persija menjadi Juara Piala Sultan Brunei Darussalam tahun 2000.
Sebagai tim ibu kota Persija kerap memiliki banyak pemain bintang dan pelatih ternama untuk kategori Indonesia, namun prestasi Persija sejak terakhir menjadi Juara pada tahun 2001 tidak sebaik saat kompetisi Perserikatan.
Prestasi Persija Jakarta

Perserikatan

Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)
Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)
Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)
Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)
Tahun 1964, Juara Perserikatan (5)
Tahun 1973, Juara Perserikatan (6)
Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan(7)
Tahun 1977, Juara Perserikatan (8)
Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)
Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan

Liga Indonesia

Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat
Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat
Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat
Tahun 1998, Semifinalis
Tahun 1999, Semifinalis
Tahun 2001, Juara Liga Indonesia
Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
Tahun 2006, Liga Indonesia 8 Besar

Liga Super Indonesia

Tahun 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia

Piala Indonesia

Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia
Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3
Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3

Internasional

Tahun 1973, Juara Quoch Khanh Saigon Cup/Ho Chi Minh City Cup Vietnam
Tahun 2000, 2001, Juara Brunei Invitation Cup Brunei Darussalam
Dengan semangat persija jakarta di semangatiin oleh jak mania dengan nyanyian dan koreografi anak jak mania untuk persija jakarta dan jak mania memperlihatkan masyarakat dengan koreografi untuk ultah jakarta ke 489 



Terbentuknnya Liga Indonesia

INDONESIA SOCCER CHAMPIONSHIP

Apa itu Indonesia Soccer Championship?

Indonesia Soccer Championship atau ISC adalah wadah kompetisi sepak bola di Indonesia yang mencakup kompetisi profesional berjenjang hingga kompetisi amatir.
ISC untuk sementara menggantikan Indonesia Super League atau Liga Super Indonesia (LSI), kompetisi sepak bola profesional level tertinggi di Indonesia, yang dibekukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) karena masalah persyaratan legalitas terkait dualisme kepengurusan Persebaya dan Arema, serta semrawutnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara organisasi.

Lalu, apa pula yang disebut dengan Torabika Soccer Championship?

Torabika Soccer Championship atau TSC, berdasarkan situs resmi ISC, adalah kompetisi utama yang dimiliki ISC. TSC disebut sebagai strata liga profesional tertinggi yang ada di Indonesia.
Selain TSC, ada lima ajang lain, yaitu ISC-B yang merupakan strata liga profesional nomor dua yang ada di indonesia, Liga U-21, Piala Soeratin U-17, Piala Presiden yang diklaim ISC akan menjadi ikon dalam turnamen di Indonesia, serta Liga Nusantara yang didesain sebagai kompetisi amatir.

Ada berapa klub yang ikut serta dalam TSC 2016?

Terdapat 18 klub yang akan bertanding pada TSC 2016.
Ke-18 belas klub tersebut adalah: Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema Cronus, Madura United, Sriwijaya FC, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar, PS TNI, Surabaya United Bhayangkara, Persela Lamongan, Persegres Gresik, Barito Putera, Pusamania Borneo FC, Persipura Jayapura, Perseru Serui, PSM Makassar, Bali United, dan Semen Padang.
Masing-masing klub bakal melakoni 34 laga kandang dan tandang dalam sistem klasemen, sehingga total akan ada 306 pertandingan sepanjang kompetisi 2016 ini.

Apa hadiah dan dampak ekonominya?

Juara pertama TSC 2016 akan mendapatkan uang sebesar Rp3 miliar. Sedangkan untuk juara kedua memperoleh Rp2 miliar.
Sebelumnya, masing-masing klub telah diberikan modal Rp5 miliar agar bisa mempersiapkan tim. 

Mengapa TSC 2016 istimewa?

TSC 2016 menjadi istimewa karena inilah kompetisi sepak bola nasional pertama Indonesia, sejak pemerintah lewat Kemenpora membekukan PSSI setahun lalu, yaitu pada 17 April 2015.Joko Driyono, mantan CEO PT Liga Indonesia dan kini menjabat direktur utama Trisula Gelora Semesta (GTS) yang menyelenggarakan TSC mengungkapkan, "Ini adalah kompetisi yang sudah lama ditunggu. Setelah vakum cukup lama, (TSC) diharapkan menjadi obat rindu bagi insan persepakbolaan nasional termasuk masyarakat Indonesia”. 

TERUSKAN BERKEMBANG LIGA INDONESIA SAMPE AKHIR NANTI 





Kisah Percintaan Antar Suporter


Sebuah kisah percintaan tragis ala Romeo & Juliet yang dipadukan dengan perseteruan suporter Persija Jakarta dan Persib Bandung. Hasilnya adalah film yang menarik, dekat dengan realita dan sarat makna.
Rangga adalah salah satu anggota The Jak Mania, suporter fanatik Persija. Ia bahkan mengelola toko yang menjual pernak-pernik yang berhubungan dengan klub Persija. The Jak dan Viking dikenal sebagai musuh bebuyutan. Mereka sering bentrok dan saling berkelahi kalau kedua tim saling bertanding. 

Suatu hari, Rangga dan beberapa anggota The Jak memergoki bus anggota Viking sedang berada di Jakarta untuk menonton pertandingan Persib dan Persija. Sontak saja bus diserbu dan terjadi perkelahian. Tapi Rangga ngeliat Desi, salah satu anggota Viking yang cantik dan membuatnya terpesona. Rangga pun jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Setelah mendapat informasi tentang Desi, yang ternyata seorang Lady Vikers (klub suporter perempuan Persib) Rangga tidak gentar. Ia memberanikan diri pergi ke Bandung. Singkat kata mereka pun bertemu. Desi dan Rangga akhirnya mengakui kalau mereka saling mencintai. Mereka tidak peduli meskipun mendukung klub yang berbeda dan saling bermusuhan. 

Beberapa teman Rangga mencoba memperingatkan soal Desi yang ternyata kakaknya adalah ketua Viking. Rangga bilang ia tetap mendukung Persija meski jatuh cinta sama pendukung Persib. Sementara Rangga yang beberapa kali datang ke rumah Desi, mengundang kecurigaan beberapa anggota Viking yang merasa kalau Rangga adalah anak The Jak.

Begitu identitas Rangga terbongkar, hubungannya dengan Desi langsung ditentang oleh kakaknya.  Sementara di Jakarta, mulai banyak yang tahu kalau Rangga berpacaran dengan anak Viking. Rangga pun mulai dijauhi teman-temannya, dan tokonya sempat diteror dan dirusak. Untungnya Rangga masih didukung beberapa sahabatnya. 

Berkat dukungan dari teman-temannya itulah, Rangga bertekad untuk menyatukan cintanya dengan Desi yaitu dengan mengajaknya menikah. 
Meski ditentang kakaknya, Desi mendapat restu dari ibunya untuk menikah. Rangga dan Desi menikah di Jakarta. Setelah itu, Desi kembali ke Bandung dan berjanji untuk bertemu di Malang, kota yang dianggap netral buat pendukung Persija dan Persib. 

Rangga pergi ke Malang dan berencana mengajak Desi pergi saat pertandingan Arema melawan Persib. Sayangnya usaha mereka gagal karena keburu dipergoki anggota Viking. Rangga kembali menyusun rencana untuk menjemput Desi. Kali ini, Rangga dan beberapa temannya bertekad pergi ke Bandung. Kalau ada anak The Jak pergi ke Bandung, maka diibaratkan seperti tindakan bunuh diri.

Persija dan Persib termasuk klub sepakbola terbesar di Indonesia. Kedua klub juga berada di dua kota besar dan penting di negara ini. Bukan itu saja, suporter kedua kesebelasan juga termasuk yang terbesar. The Jak dan Viking selalu berseteru dan tiap kali mereka bertemu hampir pasti terjadi keributan. 

Kebencian kedua klub suporter rasanya memang sudah mendarah-daging dan turun-temurun. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, kalau kedua tim bertemu yang datang hanyalah suporter tim tuan rumah. Jadi kalau misalnya Persib dan Persija bertanding di Bandung, maka yang datang hanya suporter Persib dan begitu juga sebaliknya.

Karena itu kalau ada suporter mereka yang saling jatuh cinta dan berpacaran, bisa diibaratkan perseteruan keluarga Montague dan Capulet dalam kisah Romeo & Juliet karya William Shakespeare. Sang penulis merangkap sutradara, Andibachtiar Yusuf atau Ucup, bisa memadukan kisah cinta terlarang itu dengan idenya yang cemerlang dan sangat mengena. 

Suka atau tidak suka, beginilah situasi persepakbolaan kita yang penuh masalah dan tragedi. Diantara perseteruan itu, ada orang-orang seperti Desi dan Rangga yang menyadari kalau fanatisme yang berlebihan bisa merugikan para suporter itu sendiri dan juga orang lain. 

Cerita yang menarik ini ditunjang dengan penampilan para pemainnya yang mengesankan. Sebagai pedatang baru, Edo Borne (pemeran Rangga) berakting dengan natural dan punya chesmistry yang kuat dengan Sissy, pemeran Desi. Setelah menyutradarai film dokumenter yang berhubungan dengan sepakbola, The Jak dan The ConductorRomeo Juliet seperti menjadi sajian yang lebih lengkap dari Ucup. 

Berbeda dengan Gara-gara Bola yang lebih menonjolkan unsur komedi, film ini memang lebih mengena karena secara tidak langsung menyoroti masalah pelik persepakbolaan nasional, terutama fanatisme suporter yang sering kebablasan. Hal itu bahkan diakui oleh Ramdani, salah seorang punggawa Jak Online. 

“Ada yang bilang film ini menjelekkan-jelekkan suporter klub tertentu dan adegan kekerasannya berlebihan. Tapi setelah menonton filmnya, ternyata bagus dan memotret perseteruan The Jak dan Viking dengan apa adanya dan begitulah yang memang kerap terjadi. Secara diam-diam sepertinya ada yang menjalin cinta terlarang seperti Rangga dan Desi, tapi pastinya tidak sedramatis seperti di film, mereka mungkin lebih memilih diam-diam saja,” ujarnya. 

Sudah banyak korban yang jatuh akibat fanatisme yang picik dan sayangnya belum kunjung ditemukan penyelesaian yang jitu dalam menangani masalah tersebut. Menonton film ini seperti menelan pil pahit yang memang sebaiknya diminum demi menyembuhkan salah satu penyakit kronis di dalam tubuh persepakbolaan Indonesia.