Senin, 15 Agustus 2016

Suporter Persija Jakarta




Basis Fanss : The Jak Maniaa 

Pempin Jak Mania : Richard Ahmad 


Sejarah Terbentuknya Jak Mania


Jakmania atau nama lengkapnya The Jakmania merupakan kelompok suporter dari kesebelasan sepakbola Persija Jakarta. Jakmania sudah berdiri sejak Ligina IV tepatnya pada tanggal 19 Desember 1997.  Ide berdirinya The Jakmania, pertama kali dicetus oleh manajer Persija waktu itu adalah Diza Rasyid Ali. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Sutiyoso sendri menjabat sebagai pembina Persija Jakarta. Ia sangat menyukai sepak bola, kecintaannya pada sepakbola inilah, membuat ia ingin membangkitkan dan menghidupkan kembali sepakbola di Jakarta baik tim maupun pendukung atau supporter.

The Jakmania mempunyai markas atau sekretariat di Stadion Lebak Bulus. Di sinilah biasa digunakan para The Jakmania untuk melakukan kegiatan kumpul bersama guna membahas perkembangan The Jakmania serta laporan – laporan dari setiap bidang kepengurusan The Jakmania, tak lupa di markas inilah mereka melakukan pendaftaran atau registrasi anggota baru The Jakmania.
The Jakmania beruntung mempunyai Edi Supatmo yang pada waktu itu menjabat sebagai humas Persija Jakarta. Ia berhasil menciptakan lambang bagi The Jakmania yaitu sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Lambang tersebut masih dipertahankan dan selalu diperagakan hingga sekarang karena merupakan symbol jati diri Jakmania.


Anggota
Pada awal terbentuknya organisasi The Jakmania, anggotanya hanya berjumlah 100 orang, dengan pengurusnya sebanyak 40 orang. Berkat keahliannya dalam mengurus organisasi, para pengurus The Jakmania menemukan ide cemerlang untuk menambah anggota The Jakmania. Momentum itu tidak lain adalah saat Tim Merah Putih Indonesia berlaga jelang Piala Asia. Mereka membagikan formulir kepada penonton di luar Stadion Gelora Bung Karno. Berkat kegiatan ini, banyak orang mendaftar sebagai anggota The Jakmania dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat 30.000 anggota lebih yang menjadi The Jakmania. Makin banyaknya anggota membuat pengurus perlu membentuk kordinator wilayah, dan melihat data anggotanya yang ada saat ini maka terbentuklah 50 konwil ( kordinator wilayah).

Kepengurusan
Adalah Gugun Gondrong yang merupakan salah satu sosok yang paling ideal untuk memimpin The Jakmania. Dipilihnya Gugun Gondrong karena ia figur yang dikenal masyarakat banyak, walaupun Gugun Gondrong dari kalangan artis tetapi ia ingin disamakan dengan yang lainnya, tidak ada perbedaan diantara anggotanya, semuanya sama tidak ingin perlakukan khusus atau berlebihan diberikan kepadanya.

Seiring berjalannya waktu, kepengurusan Gugun Gondrong pun berakhir. Dan ia digantikan oleh Ir. T. Ferry Indrasjarief atau biasa disapa dengan Bung Ferry. Bung Ferry menjabat untuk periode 1999 – 2001. Keberhasilannya dalam mengolah organisasi ini menjadi lebih baik membuat ia terpilih dan dipercaya kembali untuk memimpin The Jakmania, untuk periode 2001 – 2003, 2003 – 2005.

Keberhasilannya memimpin The Jakmania selama 3 periode ini menuai banyak kesuksesan. Maklum saja, Ir. T. Ferry Indrasjarief atau Bung Ferry ini memang dibesarkan dalam kegiatan organisasi dan Bung Ferry ini pernah menjadi anggota supporter Commandos Pelita Jaya, The Jakmania
Setelah kepemimpinan Bung Ferry, The Jakmania mengadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih ketua umum baru The Jakmania periode 2005 – 2007. Akhirnya setelah melalui proses yang agak panjang, terpilihlah Hanandiyo  Ismayani atau biasa disapa dengan Bung Danang.

                                                " Jak Angel Sejati "




Acungan dua jempol layak diberikan pada JakMania. Meski lebih dikenal sebagai kelompok suporter Persija Jakarta, sebagian dari "pasukan oranye" ini juga menampakkan batang hidung di Kalimantan Timur.

Kedatangan mereka ke Kalimantan Timur jelas bukan demi mendukung Persija Jakarta, karena yang ada di sana saat ini hanya Pekan Olahraga Nasional. Dan keberadaan JakMania di sana tak lain dan tak bukan adalah untuk mendukung kontinger asal Jakarta.

Misalnya saja seperti yang terjadi saat tim basket putra Jakarta melakoni partai final melawan Jawa Tengah. Dalam GOR Serbaguna di Stadion Sempaja, satu tribun diisi oleh pasukan oranye ini.

Diiringi tetabuhan, mereka menyanyikan lagu-lagu khas sebagai bentuk dukungan, yang disertai juga dengan koreografi menarik. Bahkan tak jarang, gaya mereka diikuti oleh suporter tuan rumah.

Berjumlah 350 orang, suporter ini berangkat ke Kalimantan menggunakan kapal laut. Sebanyak 100 personel di tempatkan di Balikpapan, sisanya di Asrama Yonif 611 Awang Lok Samarinda.

Saat ditemui Ketua Harian The Jak, Larico Ranggamone, mengatakan rencana keikutsertaan anggotanya ini dalam Pekan Olahraga Nasional sudah dilakukan sejak enam bulan lalu.

"Ini semata-mata karena bentuk kecintaan kami pada Jakarta. Hanya ini yang bisa kita lakukan untuk Jakarta," terangnya.

Rico juga menambahkan, kesemua anggotanya yang ikut merupakan anggota aktif The Jak. Yang bahkan saking setianya sama Jakarta, seorang anggota yang bernama Herman rela meninggalkan usahanya dan memboyong keluarganya demi mendukung tim yang kini menduduki posisi kedua tersebut.

Senada dengan Herman, Dwi Putra yang juga ikut rombongan, mengaku dengan tulus mendukung kota tercintanya ini.

"Sebagai warga Jakarta, ya seneng bisa dukung langsung DKI," singkatnya.


i
t

Sriwijaya Fc




Nama Klub : Sriwijaya Fc

Julukan       : Laskar Wong Kito


Berdiri        : Tahun 1976 Sebagai Persijatim Jakarta Timur


Stadion       : Gelora Sriwijaya Palembang 


Basis Fans  : Laskar Wong Kito 


Sriwijaya Football Club (disingkat Sriwijaya FC) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Palembang. Tim berjuluk Laskar Wong Kitoini merupakan tim yang dimiliki oleh PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) setelah terjadi penjualan opsi kepemilikan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Presiden Sriwijaya saat ini adalah Dodi Reza Alex Noerdin yang merupakan putra dari gubernur Sumsel, Alex Noerdin. Tim berkostum merah kuning bermotif songket ini memiliki dua kelompok suporter, S-Mania(Sriwijaya Mania) dan Singa Mania (Sriwijaya Palembang mania) yang kemudian digabung menjadi Sumselmania (Sumatera Selatan mania). Sriwijaya FC adalah juara Divisi Utama Liga Indonesia 2007 dan Liga Super Indonesia 2011-12.

Sejarah

Walaupun mewakili provinsi Sumatera Selatan, Sriwijaya FC didirikan diJakarta dengan nama Persijatim Jakarta Timur pada tahun 1976. Karena alasan finansial, klub ini sempat pindah ke Solo dan menjadi Persijatim Solo FC pada tahun 2002 hingga 2004. Setelah itu klub ini dibeli oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan dan diganti namanya menjadi Sriwijaya FC Palembang.[1]

Logo SFC

Logo berbentuk lingkaran bertuliskan Sumatera Selatan Bersatu Teguhmempunyai arti bahwa Sriwijaya FC dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan kesatuan yang bulat dari seluruh masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan. Logo Sriwijaya FC selalu terdapat simbol BurungElang mulai dari logo awal hingga logo baru Sriwijaya FC selalu ada simbol Burung Elang, maka Sriwijaya FC diberi julukan tambahan selain Laskar Wong Kito julukan keduanya Sriwijaya FC adalah Elang Andalas (Elang Sumatra).

Tempat pendukung

Stadion Gelora Sriwijaya

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring yang berkapasitas 40.000 penonton ini merupakan stadion kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Stadion ini merupakan stadion terbesar ketiga di Indonesia. Stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik bertaraf internasional.[butuh rujukan]

Mess Pertiwi

Mess Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang dikelola oleh Dharma Wanita Pemprov Sumsel digunakan sebagai mess para pemain dan staff pelatih, sehingga dapat menekan anggaran kebutuhan tim. Walaupun mess ini terletak di tengah kota, yaitu di Jl. Ba Salim Batubara Sekip Pangkal, tetapi mess ini tetap menimbulkan kesan asri sehingga menjadi kenyamanan tersendiri bagi penghuninya.

Sekretariat SFC

Sriwijaya FC memiliki sekretariat yang terletak di Kompleks Palembang Square Jl. Angkatan 45/Kampus POM IX No R 130. Sekretariat ini merupakan bangunan ruko tiga tingkat. Lantai satu digunakan untuk etalase dan pusat penjualan cendera mata & atribut Sriwijaya FC. Lantai dua merupakan pusat aktivitas manajemen, sedangkan lantai tiga digunakan sebagai tempat pertemuan/ruang rapat.

 Prestasi

Liga Nasional

  • Liga Indonesia/ISL
  • Juara (2): 20082012

Prestasi

Liga Champions AFC
  • 2009: babak penyisihan grup
Piala AFC
  • 2010: babak 16 besar
  • 2011: babak 16 besar

Persipasi Bekasi



Nama Klub : Persipasi Bekasi

Julukan       : Laskar Patriot

Berdiiri       : Tahun 1970

Stadion       : Patriot Bekasi

Persipasi (Persatuan Sepak Bola Indonesia Patriot Bekasi) adalah klubsepak bola yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia musim 2013/2014.Tim ini bermarkas di Stadion PatriotBekasiJawa Barat yang berkapasitas 30.000 penonton. Tim ini memiliki julukan Laskar Patriot dan berkostum warna hijau stabilo sebagai warna kebesarannya. Pada April 2015, Persipasi resmi merger dengan Pelita Bandung Raya dan saat ini dikenal dengan nama Madura United FC.

Apparel

Supporter

Daftar pemain asing

Berikut daftar pemain asing yang pernah bermain untuk Persipasi. Nama yang tercetak Tebal masih memperkuat Persipasi.

CAF

CONMEBOL

Lihat pula

Persela Lamongan




Nama Klub : Persela Lamongan

Julukan       : Laskar Joko Tingkir


Berdiri        : 18 April 1967


Stadion       : Surajaya Lamongan, Jawa timur


Basis Fans  : L.A Mania



Persatuan Sepak Bola Lamongan (biasa disingkat: Persela) dan mempunyai julukan Laskar Joko Tingkir adalah sebuah klub sepak bolaIndonesia yang bermarkas di LamonganJawa Timur. Persela dikelola oleh PT. PERSELA JAYA. Selain Laskar Joko Tingkir, Persela mempunyai julukan lain, yaitu Lele Glagah. Ini dikarenakan Ikan Lele merupakan binatang yang di hormati di daerah Lamongan tepatnya di daerah Glagah, yang ada larangan memakan ikan lele.

Sejarah Persela

Persatuan Sepak bola Lamongan atau lebih dikenal dengan sebutan Persela Lamongan adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Lamongan, Jawa Timur.
Meski telah berdiri sejak 18 April 1967, Persela baru mulai menunjukkan eksistensinya di pentas sepak bola nasional setelah kompetisi memasuki era profesional. Itu pun setelah berjalan sembilan tahun, atau tepatnya pada musim 2003 silam, ketika mereka sukses promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia, level tertinggi kompetisi sepak bola di tanah air kala itu.
Sebelumnya, tim ini hanya berkutat di level bawah, yakni Divisi Dua Liga Indonesia dan Divisi Satu Liga Indonesia. Namun semuanya berubah begitu sukses promosi ke divisi utama lewat partai play-off di Stadion Manahan, Solo, pada penghujung 2003. Sejak saat itu, Persela terus unjuk kemampuan hingga akhirnya menembus Superliga, kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional yang baru pertama kali digulirkan musim ini.
Di tengah dualisme kompetisi Sepak bola di Indonesia, Persela tetap memilih bergabung ke Liga Super Indonesia pada musim 2011-12 hingga saat ini.
Persela setiap tahun selalu melahirkan bakat-bakat berkualitas. Dari pemain muda bahkan sampai yang baru memunculkan bakatnya di Persela Lamongan walaupun umurnya tidak muda lagi. Sebut saja, Samsul Arif,Zaenal ArifinFandi Eko Utomo sampai Dendy Sulistyawan.

L.A Mania: Fans Fanatik Laskar Joko Tingkir

Supporter fanatik Persela Lamongan berdiri tanggal 18 Januari 2001, dengan diketuai Saptoyo Nugroho. Terdiri dari 86 Korwil, LA Mania pernah di nobatkan sebagai Supporter terbaik pada ISL Musim 2008-2009 di bawah kepemimpinan Aini Hidayat. Mereka sangat loyal kepada tim kesayangannya, Itu terlihat ketika Persela bertanding, baik laga kandang maupun tandang.

Perseteruan dengan Bonek Mania

Pada tahun 2011, Tragedi tewasnya anggota LA Mania dalam insiden dengan Bonek cukup menyita perhatian publik.Bonek dinilai sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Stadion Surajaya

Stadion Surajaya merupakan stadion multi-fungsi yang terletak di Lamongan, Jawa Timur. Stadion yang berkapasitas 20.000 tempat duduk ini merupakan markas dari klub Persela Lamongan. Stadion ini milik Pemkab kabupaten Lamongan, yang kini memiliki rumput yang berstandar internasional. Nama Surajaya diambil dari adipati pertama Kadipaten Lamongan pada masa giri kedaton. Stadion ini juga menjadi stadion termegah di daerah Pantura (pantai laut utara)

  • Diadora
  • Wisata Bahari Lamongan
  • Extra Joss
  • Sosis So Nice
  • Telkomsel
  • Kopi ABC
  • Surabaya Post
  • Bank Jatim
  • Bank Daerah Lamongan
  • Lyly Bakery
  • Warung Suparjo Setro Banteng
  • PT Omya

Arema Indonesia




Nama Klub : Arema Indonesia

Julukan : Singo Edan

Berdiri : 11 Agustus 1987

Stadion : Kanjuruhan Malang

Basis Fans : Aremania 

Arema Indonesia
Arema Indonesia (dahulu, Arema FC dan Arema Malang) adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan nama Arema FC, namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.

Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita) 

Nama Arema pada masa Kerajaan
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Nama Arema di dekade '80-an

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Awal mula berdirinya PS Arema
(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana home base klub pemerintah itu selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah utopia.

Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa Sang Jenderal tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar, ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. You bikin saja (klub) Galatama di Malang, kata Ovan menirukan ucapan Acub.

Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif, katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. Saya hanya punya pemain, ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk Derek Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada 86.

Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.

Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SHalmarhumNo 58. Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus, ujar Ovan mengisahkan.

Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.

Legenda Arema

Legenda A-Z Arema 1987-2010

Prestasi Arema Dari Masa Ke Masa
  • 1 Perjalanan Arema di Copa Indonesia 2009-2010
  • 2 Perjalanan Arema di ISL II 2009-2010
  • 3 Perjalanan Arema di Copa Indonesia 2008-2009
  • 4 Perjalanan Arema di ISL I 2008-2009
  • 5 Perjalanan Arema di Piala Indonesia dan LCA 2007-2008
  • 6 Perjalanan Arema di Ligina XIII 2007-2008
  • 7 Perjalanan Arema di Piala Indonesia 2006
  • 8 Perjalanan Arema di Ligina XII 2006
  • 9 Perjalanan Arema di Piala Indonesia 2005
  • 10 Perjalanan Arema di Ligina XI 2005
  • 11 Perjalanan Arema di Ligina X 2004
  • 12 Perjalanan Arema di Ligina IX 2003
  • 13 Perjalanan Arema di Ligina VIII 2002
  • 14 Perjalanan Arema di Ligina VII 2001
  • 15 Perjalanan Arema di Ligina VI 1999-2000
  • 16 Perjalanan Arema di Ligina V 1998-99
  • 17 Perjalanan Arema di Ligina IV 1997-98
  • 18 Perjalanan Arema di Ligina III 1996-97
  • 19 Perjalanan Arema di Ligina II 1995-96
  • 20 Perjalanan Arema di Ligina I 1994-95
  • 21 Perjalanan Arema di Galatama XIII 1993/94
  • 22 Perjalanan Arema di Galatama XII 1992/93
  • 23 Perjalanan Arema di Galatama XI dan Piala Galatama 90/92
  • 24 Perjalanan Arema di Kompetisi Galatama VIII-XIII
  • 25 Awal mula berdirinya Klub Arema

Persija Jakarta



Nama lengkapPersatuan Sepak bola Indonesia Jakarta
JulukanMacan Kemayoran
Didirikan28 November 1928 sebagai VIJ Jakarta
StadionStadion Utama Gelora Bung Karno,JakartaIndonesia
(Kapasitas: 88.083)
Ketua UmumBendera Indonesia Ferry Paulus
PelatihBendera Indonesia Muhamad Zein Al Hadad
LigaIndonesia Soccer Championship
Kelompok suporterThe Jakmania
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga

  • Persija Jakarta
  • Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia.
    Persija didirikan pada 28 November 1928, tepat sebulan setelah Sumpah Pemuda, dengan cikal bakal bernamaVoetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu-19 April 1930.
    Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari Mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso yang merupakan Pembina Persija. Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania.
  • Sejarah

  • Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra). Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
  •  
  • Prestasi

  • Nasional
  • Perserikatan

    • Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)
    • Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)
    • Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)
    • Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)
    • Tahun 1954, Juara Perserikatan (5)
    • Tahun 1964, Juara Perserikatan (6)
    • Tahun 1973, Juara Perserikatan (7)
    • Tahun 1975, Juara Perserikatan, Bersama PSMS Medan (8)
    • Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)
    • Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan

    Liga Indonesia

    • Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat
    • Tahun 1996, Peringkat Ke-14 Divisi Utama Wilayah Barat
    • Tahun 1997, Peringkat 10 Divisi Barat
    • Tahun 1998, Kompetisi Tidak Selesai
    • Tahun 1999, Semifinalis
    • Tahun 2000, Semifinalis
    • Tahun 2001, Juara Liga Indonesia
    • Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
    • Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
    • Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
    • Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
    • Tahun 2006, 8 Besar Liga Indonesia
    • Tahun 2007, Semifinalis Liga Indonesia

    Liga Super Indonesia

    • Musim 2008 - 2009, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
    • Musim 2009 - 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
    • Musim 2010 - 2011, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
    • Musim 2011 - 2012, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
    • Musim 2012 - 2013, Peringkat 11 Liga Super Indonesia
    • Musim 2013 - 2014, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
    • Musim 2014 - 2015, Peringkat 11 Liga Super Indonesia (Liga di berhentikan)